APengertian
Emosi
Kata
emosi berasal dari bahasa latin, yaitu
emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411)
emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis
dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya
emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan
dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong
perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,
emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan
dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah
satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Hattersal ( 1985 ) dalam Mudjiran.dkk ( 2007 ) menyatakan bahwa emosi adalah
psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi
wajah dan tubuh. Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena
pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu
karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa
emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf
terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf
bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang
dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi. Jadi emosi
adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri
individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
tampak.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Pengertian
Emosi adalah
suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah
laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
B.
Jenis-jenis dan ciri-ciri emosi
Pola emosi masa remaja hampir sama
dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang secara normal dialami adalah :
cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya lagi.
Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan
emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap
ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja
menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ø Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
·
Cenderung
banyak murung dan tidak dapat diterka
·
Bertingkah
laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·
Kemarahan
biasa terjadi
·
Cenderung
tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·
Mulai
mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
Ø Ciri-ciri emosional remaja usia
15-18 tahun
· Pemberontakan
remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak
menuju dewasa
·
Banyak
remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·
Sering
kali melamun, memikirkan masa depan mereka
Tujuh macam emosi berkaitan dengan fungsi
organ yaitu marah, gembira, khawatir, termenung, sedih, takut dan terkejut.
Walaupun hubungan pikiran/emosi dan tubuh telah diakui oleh kedokteran barat
baru-baru ini, interaksi emosi dengan fisik adalah aspek penting dari
pengobatan tradisional Cina.
Masing-masing
organ memiliki emosi tersendiri; ketidakseimbangan emosi ini dapat mempengaruhi
fungsi organ. Sebagai contoh, kemarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hati. Di waktu sama, ketidakseimbangan hati/liver dapat
memproduksi gejala marah, yang sering menimbulkan siklus mengabadikan (kekal)
diri.
Dalam
membahas aspek emosional dari proses penyakit, penting untuk diingat bahwa
adalah normal mengalami berbagai macam emosi. Hanya ketika emosi tertentu yang
dialami dalam jangka waktu panjang atau dengan intensitas tertentu menjadi
sumber ketidakseimbangan. Hal ini jelas penting untuk orang dengan masalah
emosional berat untuk mendapatkan bantuan psikoterapis. Tetapi bahkan dalam
beberapa ksus, terapi ini lebih efektif bila ketidakseimbangan organ yang
bersangkutan diperbaiki. Akupunktur sangat efektif untuk mengobati gangguan
emosi. Bahkan walau tidak sepenuhnya efektif dalam mengobati penyakit fisik,
akupunktur selalu membawa keadaan damai hati.
1.
Marah
Kemarahan
berkaitan dengan organ liver/hati. Berdasarkan sifatnya, kemarahan menyebabkan
qi meningkat, muka merah dan mata merah, sakit kepala an pusing. Hal ini sesuai
dengan bentuk api hati naik. Marah selalu menyebabkan Qi hati menyerang limpa,
menyebabkan kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, dan diare (sering
dialami orang-orang yang berdebat di meja makan atau makan sambil mengemudi)
Dalam jangka
panjang, menekan marah atau frustasi menyebabkan qi hati menjadi mandek; dapat
mengakibatkan depresi atau gangguan haid. Sangat menarik untuk dicatat bahwa
orang yang memakai herbal untuk melepaskan stagnasi qi liver menjadi
ringan/lega. Demikian pula, marah dan mudah tersinggung sering menjadi faktor
penentu untuk mendiagnosis stagnasi qi hati. Banyak orang terbebaskan setelah
mengetahui kemarahan memiliki dasar fisiologis. Hal ini penting untuk
menghindari minum kopi saat mengobati kemarahan terkait gangguan liver, karena
kopi memanaskan hati dan sangat meningkatkan kondisi.
2.
Gembira
Emosi
gembira berkaitan dengan jantung. Gangguan berakitan dengan gembira mungkin
terdengar aneh, karena umumnya orang ingin sukacita di dalam hidupnya sebanyak
mungkin. Gangguan ini bukan disebabkan oleh kebahagiaan melainkan
ketidakseimbangan datang dari terlalu banyak gembira, atau kabar baik yang
datang tiba-tiba sebagai kejutan ke sistem.
Ketika
mengevaluasi tingkat stress, psikologi melihat semua sumber stres, baik positif
dan negatif. Jelas kematian pasangan atau kehilangan pekerjaan adalah sumber
stres yang berarti. Namun, pernikahan atau promosi pekerjaan, peristiwa yang
bahagia, juga merupakan sumber stres. Seseorang yang terus menerus berpesta dan
hidup berlebihan dapat mengembangkan ketidakseimbangan jantung dengan
palpitasi, cemas dan insomnia. Seseorang dengan ketidakseimbangan jantung dapat
juga memperlihatkan gejala emosional karena jantung adalah tempat jiwa (shen).
Seseorang dengan gangguan shen jantung ekstrim mungkin terlihat berbicara
dengan gembira disertai ledakan tawa. Hasil perilaku seperti ketidakmampuan
organ jantung untuk menyediakan tempat istirahat stabil untuk jiwa. Jenis ini
dapat diobati dengan akupunktur di meridian jantung. Pengobatan herbal terdiri
dari formula menutrisi darah jantung atau Yin. Jika api jantung mengganggu
jiwa, herbal dapat membersihkan panas dari jantung.
3.
Kuatir
Sebuah emosi
yang sangat umum dalam kehidupan sosial, kuatir dapat menghabiskan energi
limpa, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan akhirnya menyebabkan kelelahan
kronis. Limpa yang lemah tidak dapat secara efisien mengubah makanan menjadi
qi, dan paru-paru tidak dapat mengekstrak qi dari udara dengan efisien.
Seseorang yang kuatir terlalu membawa beban di pundaknya, penjelasan yang cukup
baik bagaimana limpa yang lemah menghasilkan lembab. Pengobatan mencakup moksa
dan herbal untuk menguatkan limpa, menghasilkan energi untuk menangani masalah
hidup, bukan memikirkannya.
4.
Termenung.
Terlalu
banyak berpikir atau obsesi tentang sebuah topik dapat menghabiskan limpa,
menyebabkan stagnasi qi. Seseorang dengan kondisi ini memperlihatkan gejala
seperti tidak nafsu makan, lupa makan, kembung setelah makan. Lambat laun,
kulit menjadi pucat karena defisiensi qi limpa. Hal ini pada akhirnya dapat
mempengaruhi jantung, membuat pasien bermimpi tentang subjek yang sama di malam
hari. Untuk menangani hal ini, pengobatan berupa herbal untuk menguatkan darah
jantung dan qi limpa.
5.
Sedih
Sedih
mempengaruhi paru-paru, menghasilkan lelah, nafas pendek, menangis atau
depresi. Pengobatan untuk kondisi ini mencakup akupunktur di titip meridian
paru-paru dan ginjal. Seringkali, formula herbal ditambahkan untuk menguatkan
qi atau Yin paru-paru.
6.
Takut
Emosi takut
berkaitan dengan ginjal. Hubungan ini mudah dilihat saat takut ekstrim
menyebabkan seseorang mengompol. Menurut psikolog, ini tekait dengan
ketidaknyamanan dan kecemasan sehingga menyebabkan mengompol. Cemas dalam
jangka panjang karena khawatir tentang masa depannya dapat menghabiskan Yin
ginjla, Yang, dan Qi, akhirnya mengarah ke kelemahan kronis. Pengobatan
meliputi menguatkan ginjal dengan tonik Yin atau Yang, tergantung pada
gejalanya.
7.
Terkejut
Terkejut
atau syok terutama melemahkan ginjal dan jantung. Reaksi "melawan atau
lari" menyebabkan pelepasan adrenalin berlebihan dari kelenjar adrenal
yang duduk di atas organ ginjal. Hal ini menyebabkan jantung merespon dengan
palpitasi, cemas atau insomnia. Stres kronis dari syok/terkejut dapat sangat
melemahkan seluruh sistem, menyebabkan berbagai masalah. Terkejut parah dapat
memiliki efek panjang pada shen/jiwa, seperti yang terbukti pada korban pasca
trauma sindrom stres. Pengobatan meliputi psikoterapi, herbal yang menenangkan
jiwa dan menutrisi jantung dan ginjal, serta pengobatan akupunktur.
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di
atas, yaitu :
a.
Amarah :
beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b.
Kesedihan :
pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c.
Rasa takut
: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak
tenang, ngeri
d.
Kenikmatan
: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e.
Cinta :
penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, dan kemesraan
f.
Terkejut :
terkesiap, terkejut
g.
Jengkel :
hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h.
malu : malu
hati, kesal
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi
Hurlock ( 2002 ) dalam rahmat ( http://r4hmatdocuments.blogspot.com )
menyatakan sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan dan faktor
belajar.
Para remaja seringkali tidak
menunjukkan perasaan-perasaannya, entah perasaan takut ataupun sedih. walaupun
mereka terkadang merasa takut dan ingin menangis tetapi tidak berani
menunjukkan perasaan tersebut secara terang-terangan. Kondisi-kondisi kehidupan
dan lingkunganlah yang menyebabkan mereka merasa perlu menyembunyikan
perasaan-perasaannya.
Dengan bertambahnya umur,
menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional. Bertambahnya
pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media massa
berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosi remaja yaitu :
1. Faktor internal
Umumnya emosi seseorang muncul
berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Adapun
gangguan emosi yang mereka alami antara lain:
Ø Merasa tidak terpenuhi kebutuhan
fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan
kebencian yang mereka alami
Ø Merasa di benci di sia-siakan ,
tidak mengerti dan tidak diterima oleh lingkungan
Ø Merasa lebih banyak dirintangi,
dibantah, dipatahkan daripada diberi sokongan , dorongan, semangat
Ø Merasa tidak mampu
2. Faktor eksternal
Menurut Hulrlock dan Cole faktor
yang mempengaruhi emosi positif adalah sebagai berikut;
Ø Orang tua dan guru memperlakukan
mereka seperti anak kecil sehingga harga diri mereka terasa dilecehkan
Ø Apabila dirintangi anak membina
keakraban dengan lawan jenis
Ø Disikapi tidak adil oleh orang tua
Ø Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi
oleh orang tua
Sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar.
Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi
perkembangan emosi.
Perkembangan intelektual menghasilkan
kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti di mana itu
menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga
mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif
terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih
muda.
Kegiatan belajar juga turut menunjang perkembangan emosi.
Metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi, antara lain yaitu:
1. Belajar dengan coba-coba
Anak belajar secara coba-coba untuk
mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar
kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama
sekali tidak memberikan kepuasan.
2. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang
membangkitkan emosi orang lain. Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode
ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamatinya.
3. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menyamakan dirinya dengan orang
yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya. Yaitu
menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang
pada mulanya gagal memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan
cara asosiasi. penggunaan metode pengkondisian semakin terbatas pada
perkembangan rasa suka dan tidak suka, setelah melewati masa kanak-kanak.
5. Pelatihan atau belajar di bawah
bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang
biasa membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi
secara emosional yang tidak menyenangkan.
Anak memperhalus ekspresi-ekspresi kemarahannya atau emosi
lain ketika ia beranjak dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Mendekati berakhirnya
remaja, seorang anak telah melewati banyak badai emosional, ia mulai mengalami
keadaan emosional yang lebih tenang dan telah belajar dalam seni menyembunyikan
perasaan-perasaannya. Jadi, emosi yang ditunjukkan mungkin merupakan selubung
yang disembunyikan. Contohnya, seorang yang merasa ketakutan tetapi menunjukkan
kemarahan, dan seseorang yang sebenarnya hatinya terluka tetapi ia malah
tertawa, sepertinya ia merasa senang.
D.
Upaya orang tua dan guru dalam
mengembangkan emosi remaja
Emosi yang ada dalam diri remaja ada
emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu berkembang dalam diri remaja .
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek
negatif dan emosi positif perlu dikembangkan. Beberapa cara untuk meredam emosi
negatif itu adalah :
a. Berpikir positif dalam arti mencoba
melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b. Mencoba belajar memahami
karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain
berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan
orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui
kelebihan orang lain.
d. Introspeksi dan mencoba melihat
apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat
merasakannya.
Agar emosi positif pada diri remaja
dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua
maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
a. Orang tua dan guru serta orang
dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) dapat menjadi model
dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak
meledak-ledak.
b. Adanya programlatihan beremosi nbaik disekolah
maupun didalam keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
c. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam
kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya
menggapainya secara lebih baik.