Senin, 29 April 2013

Analisi Struktur

Diketahui model struktur sebagai betrikut:
 

3m
Text Box: 3.2 mText Box: 3.2 mText Box: 3.2 mText Box: 3.2 mText Box: 3.2 mText Box: 3.2 m                                                                                                                                                  1m
 


COMB1=DL+LL
DL=200 kg
LL=100kg
γs=0,3
fy=2400 kg/cm2
Es= 2.100.000 kg/cm2
Untuk keperluan desain awal,batang tepi, atas, dan bawah profil siku rangkap  2L50.50.5
Batang vertical dan diagonal siku tunggal L70.70.7
Dengan mengabaikan berat sendiri balok, apakah profil yang digunakan kuat menahan beban yang bekerja berdasarkan AISC-ASD 89….!!






Penyelesaian :
Kesimpulan :
Dari hasil analisis data untuk keperluan desain awal,batang tepi, atas, dan bawah profil siku rangkap  2L50.50.5 dan batang vertical dan diagonal siku tunggal L70.70.7, maka dapat disimpulkan bahwa struktur tidak mampu menahan beban disebabkan karena beban terlalu besar. Dapat dilihat pada gambar bahwa ada rasio tegangan struktur yang berwarna merah. Itu artinya struktur tidak mampu menahan beban yang berada di atasnya. Oleh karena itu, solusi agar struktur mampu menahan beban, maka mutu baja harus di naikan dan profil baja harus diperbesar.




Uji apabila profil baja dinaikan menjadi 2L60.60.6 adalah sebagai berikut:
Kesimpulan :
Berdasarkan beban yang diberikan kepada profil setelah penampang profil dinaikan menjadi 2L60.60.6 maka terlihat tidak ada rasio tegangan struktur yang bewarna merah. Itu artinya dari hasil analisis ternyata struktur mampu (kuat) menahan beban yang bekerja di atasnya.


PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA



APengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Hattersal ( 1985 ) dalam Mudjiran.dkk  ( 2007 ) menyatakan bahwa emosi adalah psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

B.     Jenis-jenis dan ciri-ciri emosi
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis yang secara normal dialami adalah : cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut, sedih dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
Ø  Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun
·         Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
·         Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
·         Kemarahan biasa terjadi
·         Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
·         Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

Ø  Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
·        Pemberontakan remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa
·         Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
·         Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

Tujuh macam emosi berkaitan dengan fungsi organ yaitu marah, gembira, khawatir, termenung, sedih, takut dan terkejut. Walaupun hubungan pikiran/emosi dan tubuh telah diakui oleh kedokteran barat baru-baru ini, interaksi emosi dengan fisik adalah aspek penting dari pengobatan tradisional Cina.
Masing-masing organ memiliki emosi tersendiri; ketidakseimbangan emosi ini dapat mempengaruhi fungsi organ. Sebagai contoh, kemarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hati. Di waktu sama, ketidakseimbangan hati/liver dapat memproduksi gejala marah, yang sering menimbulkan siklus mengabadikan (kekal) diri.
Dalam membahas aspek emosional dari proses penyakit, penting untuk diingat bahwa adalah normal mengalami berbagai macam emosi. Hanya ketika emosi tertentu yang dialami dalam jangka waktu panjang atau dengan intensitas tertentu menjadi sumber ketidakseimbangan. Hal  ini jelas penting untuk orang dengan masalah emosional berat untuk mendapatkan bantuan psikoterapis. Tetapi bahkan dalam beberapa ksus, terapi ini lebih efektif bila ketidakseimbangan organ yang bersangkutan diperbaiki. Akupunktur sangat efektif untuk mengobati gangguan emosi. Bahkan walau tidak sepenuhnya efektif dalam mengobati penyakit fisik, akupunktur selalu membawa keadaan damai hati. 

1.      Marah
Kemarahan berkaitan dengan organ liver/hati. Berdasarkan sifatnya, kemarahan menyebabkan qi meningkat, muka merah dan mata merah, sakit kepala an pusing. Hal ini sesuai dengan bentuk api hati naik. Marah selalu menyebabkan Qi hati menyerang limpa, menyebabkan kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, dan diare (sering dialami orang-orang yang berdebat di meja makan atau makan sambil mengemudi) 
Dalam jangka panjang, menekan marah atau frustasi menyebabkan qi hati menjadi mandek; dapat mengakibatkan depresi atau gangguan haid. Sangat menarik untuk dicatat bahwa orang yang memakai herbal untuk melepaskan stagnasi qi liver menjadi ringan/lega. Demikian pula, marah dan mudah tersinggung sering menjadi faktor penentu untuk mendiagnosis stagnasi qi hati. Banyak orang terbebaskan setelah mengetahui kemarahan memiliki dasar fisiologis. Hal ini penting untuk menghindari minum kopi saat mengobati kemarahan terkait gangguan liver, karena kopi memanaskan hati dan sangat meningkatkan kondisi. 

2.      Gembira
Emosi gembira berkaitan dengan jantung. Gangguan berakitan dengan gembira mungkin terdengar aneh, karena umumnya orang ingin sukacita di dalam hidupnya sebanyak mungkin. Gangguan ini bukan disebabkan oleh kebahagiaan melainkan ketidakseimbangan datang dari terlalu banyak gembira, atau kabar baik yang datang tiba-tiba sebagai kejutan ke sistem.
Ketika mengevaluasi tingkat stress, psikologi melihat semua sumber stres, baik positif dan negatif. Jelas kematian pasangan atau kehilangan pekerjaan adalah sumber stres yang berarti. Namun, pernikahan atau promosi pekerjaan, peristiwa yang bahagia, juga merupakan sumber stres. Seseorang yang terus menerus berpesta dan hidup berlebihan dapat mengembangkan ketidakseimbangan jantung dengan palpitasi, cemas dan insomnia. Seseorang dengan ketidakseimbangan jantung dapat juga memperlihatkan gejala emosional karena jantung adalah tempat jiwa (shen). Seseorang dengan gangguan shen jantung ekstrim  mungkin terlihat berbicara dengan gembira disertai ledakan tawa. Hasil perilaku seperti ketidakmampuan organ jantung untuk menyediakan tempat istirahat stabil untuk jiwa. Jenis ini dapat diobati dengan akupunktur di meridian jantung. Pengobatan herbal terdiri dari formula menutrisi darah jantung atau Yin. Jika api jantung mengganggu jiwa, herbal dapat membersihkan panas dari jantung.

3.      Kuatir
Sebuah emosi yang sangat umum dalam kehidupan sosial, kuatir dapat menghabiskan energi limpa, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan akhirnya menyebabkan kelelahan kronis. Limpa yang lemah tidak dapat secara efisien mengubah makanan menjadi qi, dan paru-paru tidak dapat mengekstrak qi dari udara dengan efisien. Seseorang yang kuatir terlalu membawa beban di pundaknya, penjelasan yang cukup baik bagaimana limpa yang lemah menghasilkan lembab. Pengobatan mencakup moksa dan herbal untuk menguatkan limpa, menghasilkan energi untuk menangani masalah hidup, bukan memikirkannya. 


4.      Termenung.
Terlalu banyak berpikir atau obsesi tentang sebuah topik dapat menghabiskan limpa, menyebabkan stagnasi qi. Seseorang dengan kondisi ini memperlihatkan gejala seperti tidak nafsu makan, lupa makan, kembung setelah makan. Lambat laun, kulit menjadi pucat karena defisiensi qi limpa. Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi jantung, membuat pasien bermimpi tentang subjek yang sama di malam hari. Untuk menangani hal ini, pengobatan berupa herbal untuk menguatkan darah jantung dan qi limpa.
5.      Sedih
Sedih mempengaruhi paru-paru, menghasilkan lelah, nafas pendek, menangis atau depresi. Pengobatan untuk kondisi ini mencakup akupunktur di titip meridian paru-paru dan ginjal. Seringkali, formula herbal ditambahkan untuk menguatkan qi atau Yin paru-paru. 

6.      Takut
Emosi takut berkaitan dengan ginjal. Hubungan ini mudah dilihat saat takut ekstrim menyebabkan seseorang mengompol. Menurut psikolog, ini tekait dengan ketidaknyamanan dan kecemasan sehingga menyebabkan mengompol. Cemas dalam jangka panjang karena khawatir tentang masa depannya dapat menghabiskan Yin ginjla, Yang, dan Qi, akhirnya mengarah ke kelemahan kronis. Pengobatan meliputi menguatkan ginjal dengan tonik Yin atau Yang, tergantung pada gejalanya. 

7.      Terkejut
Terkejut atau syok terutama melemahkan ginjal dan jantung. Reaksi "melawan atau lari" menyebabkan pelepasan adrenalin berlebihan dari kelenjar adrenal yang duduk di atas organ ginjal. Hal ini menyebabkan jantung merespon dengan palpitasi, cemas atau insomnia. Stres kronis dari syok/terkejut dapat sangat melemahkan seluruh sistem, menyebabkan berbagai masalah. Terkejut parah dapat memiliki efek panjang pada shen/jiwa, seperti yang terbukti pada korban pasca trauma sindrom stres. Pengobatan meliputi psikoterapi, herbal yang menenangkan jiwa dan menutrisi jantung dan ginjal, serta pengobatan akupunktur.
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
a.       Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b.      Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c.       Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d.      Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e.       Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan
f.       Terkejut : terkesiap, terkejut
g.      Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h.      malu : malu hati, kesal


C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi
Hurlock  ( 2002 ) dalam rahmat  ( http://r4hmatdocuments.blogspot.com ) menyatakan sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan dan faktor belajar.
Para remaja seringkali tidak menunjukkan perasaan-perasaannya, entah perasaan takut ataupun sedih. walaupun mereka terkadang merasa takut dan ingin menangis tetapi tidak berani menunjukkan perasaan tersebut secara terang-terangan. Kondisi-kondisi kehidupan dan lingkunganlah yang menyebabkan mereka merasa perlu menyembunyikan perasaan-perasaannya.
Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional. Bertambahnya pengetahuan dari lingkungan serta sekolah dan pemanfaatan media massa berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.

Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu :
1.      Faktor internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara lain:
Ø  Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian yang mereka alami
Ø  Merasa di benci di sia-siakan , tidak mengerti dan tidak diterima oleh lingkungan
Ø  Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dipatahkan daripada diberi sokongan , dorongan, semangat
Ø  Merasa tidak mampu
2.      Faktor eksternal
Menurut Hulrlock dan Cole faktor yang mempengaruhi emosi positif adalah sebagai berikut;
Ø  Orang tua dan guru memperlakukan mereka seperti anak kecil sehingga harga diri mereka terasa dilecehkan
Ø  Apabila dirintangi anak membina keakraban dengan lawan jenis
Ø  Disikapi tidak adil oleh orang tua
Ø  Merasa kebutuhannya tidak terpenuhi oleh orang tua

Sejumlah penelitian tentang emosi remaja menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti di mana itu menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Dan itu menyebabkan anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.
Kegiatan belajar juga turut menunjang perkembangan emosi.

Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi, antara lain yaitu:
1.      Belajar dengan coba-coba
Anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan.
2.      Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain. Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamatinya.
3.      Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menyamakan dirinya dengan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya. Yaitu menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama.
4.      Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional, kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi. penggunaan metode pengkondisian semakin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka, setelah melewati masa kanak-kanak.
5.      Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasa membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional yang tidak menyenangkan.

Anak memperhalus ekspresi-ekspresi kemarahannya atau emosi lain ketika ia beranjak dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Mendekati berakhirnya remaja, seorang anak telah melewati banyak badai emosional, ia mulai mengalami keadaan emosional yang lebih tenang dan telah belajar dalam seni menyembunyikan perasaan-perasaannya. Jadi, emosi yang ditunjukkan mungkin merupakan selubung yang disembunyikan. Contohnya, seorang yang merasa ketakutan tetapi menunjukkan kemarahan, dan seseorang yang sebenarnya hatinya terluka tetapi ia malah tertawa, sepertinya ia merasa senang.



D.    Upaya orang tua dan guru dalam mengembangkan emosi remaja
Emosi yang ada dalam diri remaja ada emosi positif dan emosi negatif. Kedua emosi itu berkembang dalam diri remaja . Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif dan emosi positif perlu dikembangkan. Beberapa cara untuk meredam emosi negatif itu adalah :
a.       Berpikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b.      Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang  berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan diri sendiri.
c.        Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
d.      Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.

Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik, dapat dirangsang dan disikap oleh orang tua maupun guru. Usaha untuk mengembangkannya adalah :
a.       Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
b.      Adanya programlatihan beremosi nbaik disekolah maupun didalam keluarga. Misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
c.       Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya menggapainya secara lebih baik.