BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya pelajar Sekolah
Menengah Pertama yang melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas, maka semakin
mendorong bertambahnya permintaan akan kebutuhan pada sarana dan prasarana
Sekolah Menengah Atas terutama pada SMA N 1 Candung.
Sebagai satu-satunya Sekolah Menengah
Atas yang berada di Kecamatan Canduang Kab. Agam, peminat sekolah pun meningkat
pada tiap tahun penerimaan siswa baru. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan
jumlah ruangan belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah siswa yang
diterima ditiap tahun ajarannya. Bertambahnya jumlah siswa harus berbanding
lurus dengan jumlah ruang belajar dan staf pengajarnya. Selain terbatasnya
ruangan belajar, sarana dan prasarana pendukungpun harus di adakan demi
kelansungan proses belajar menghajar yang efektif karena pemerataan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu
prasyarat awal dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Maka
perlu diadakan ruang kelas tambahan, ruang guru, perpustakaan, ruangan kepsek
dan wakasek serta wc untuk meningkatan kemampuan agar hasil dari kerja guru
ataupun hasil belajar siswa tercapai secara optimal sehingga kebijakan di bidang pendidikan khususnya di bidang
sarana dan prasarana dapat lebih tepat arah dan tepat sasaran.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan
diantaranya adalah Banyak ruang kelas yang tersedia tidak sebanding dengan
banyak rombongan belajar sehingga tidak semua siswa masuk dipagi hari. Dibutuhkan
7 ruangan belajar tambahan agar semua siswa belajar pagi. Kapasitas ruang kelas
melebihi kapasitas maksimum yaitu 32 siswa. Tidak adanya ruangan sebagai tempat bekerja
beberapa guru dan istirahat.Wc guru ataupun wc siswa yang tersedia tidak
sebanding dengan banyak guru dan siswa.Tidak adanya ruangan untuk kepsek/
wakasek.
C. Dasar Perancangan
Berikut ini hal yang mendasari perancangan
ruangan belajar, ruangan istirahat guru, perpustakaan, ruangan kepsek/wakasek,
serta wc di SMA N 1 Candung adalah :
a.
Banyak ruang kelas yang tersedia tidak sebanding
dengan banyak rombongan belajar sehingga tidak semua siswa masuk dipagi hari.
Dibutuhkan 7 ruangan belajar tambahan agar semua siswa belajar pagi.
b.
Kapasitas ruang kelas melebihi kapasitas maksimum
yaitu 32 siswa.
c.
Tidak adanya ruangan sebagai tempat bekerja
beberapa guru dan istirahat.
d.
Wc guru ataupun wc siswa yang tersedia tidak
sebanding dengan banyak guru dan siswa.
e.
Tidak adanya ruangan khusus kepsek/ wakasek.
D. Maksud dan Tujuan
Maksud dari perencanaan dan perancangan ini
adalah memperluas wawasan dalam upaya penguasaan ilmu rekayasa sipil khususnya KONSTRUKSI
GAMBAR BANGUNAN 3 di jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Padang. Sedangkan
tujuannya adalah :
·
Merencanakan dan
merancang serta menciptakan fasilitas tambahan yang sesuai dengan instrument
sarana dan prasarana (Dit.PSMPDitjend Mandikdasmen
) untuk sebuah sekolah menengah umum, khususnya ruangan belajar, ruangan
istirahat guru, perpustakaan, ruangan kepsek/wakasek, serta wc di SMA N 1
CANDUNG.
·
Mampu memodel struktur
dan menentukan tata letak bangunan yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar.
·
Menambah wawasan
penulis dan pembaca tentang perancangan sebuah bangunan.
·
Memenuhi tugas besar
pada mata kuliah KONSTRUKSI GAMBAR BANGUNAN 3 di jurusan Teknik Sipil,
Universitas Negeri Padang.
BAB II
GAMBARAN LOKASI PERENCANAAN
A. Gambaran Umum
SMA N 1 Candung yang berdiri di jalan
raya Lasi Biaro yang berjarak 15 m dari jalan utama. Namun gerbang di sekolah
ini dibuat sejauh 150 m dari dari jalan utama. Hal mempertimbangkan tingkat
kebisingan dan kaeamanan sekolah yang dekat dengan pasar lasi. Untuk membangun
gedung tambahan yang terdiri dari 7 ruangan belajar, ruangan istirahat guru,
perpustakaan, ruangan kepsek/wakasek, serta wc pada luas site ± 342m2,
maka alternative yang dipilih adalah bangunan yang direncanakan bertingkat dan
setiap ruangan yang direncanakan harus sesuai dengan instrument sarana dan
prasarana (Dit.PSMPDitjend
Mandikdasmen ).
B. Lokasi Perencanaan
LOKASI
|
C.
Kondisi
Eksisting Tapak
D. Potensi Lahan
Site merupakan daerah yang cukup baik
seiring dengan kepadatan dan pertumbuhan populasi disekitarnya. Site berada di
dekat jalan utama dua arah dimana di sepanjang jalan ini terdapat berbagai
kegiatan perdagangan seperti toko, rumah makan, dan pasar.
BAB III
STUDI LITERATUR
A. Tinjauan Umum
Pada tahap perencanaan struktur gedung
tambahan ini, perlu dilakukan studi literature untuk mengetahui hubugan antara
susunan fungsional gedung dengan sistem structural yang akan digunakan,
disamping itu juga untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Selain itu dari segi
tapak perencanaan gedung harus disesuikan dengan bangunan persekolahan yang
sudah ada agar bangunan terlihat kontras dan harmonis.
B. Konsep Perancangan
Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang
erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain struktur perlu dicari
kedekatan antara jenis struktur dengan masalah-masalah seperti arsitektural,
efisiensi, service ability, kemudahan pelaksanaan dan juga biaya yang
diperlukan. Dalam pemilihan struktur ditentukan oleh beberapa aspek,
diantaranya :
a.
Aspek arsitektural
Aspek
arsitektural dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan jiwa manusia akan sesuatu
yang indah.
b.
Aspek fungsional
Dalam
merencanakan sebuah bangunan harus diperhatikan funsi dari bangunan agar
perencanaan struktur dapat dilakukan dengan mudah karena aspek fungsional
sangat mempengaruhi besarnya dimensi bangunan yang direncanakan.
c.
Kekuatan dan kestabilan
struktur
Bangunan
menerima berbagai gaya luar dan gaya dalam. Untuk itu pemilihan struktur harus
memperhatikan gaya- gaya yang akan diterima oleh gedung tersebut.
d.
Factor ekonomi dan
kemudahan pelaksanaan
e.
Aspek lingkungan
Merencanakan
bangunan yang tidak bertentangan dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar
bangunan yang direncanakan dapat
menimbulkan dampak positif dan tepat fungsi.
BAB IV
METODA PERANCANGAN
Dalam perancangan ini digunakan analisis
secara kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis dengan cara
mengumpulkan data secara rinci dan sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan
dan mengolah serta menganalisi data tersebut. Pengumpulan data dimulai dengan
cara survey lansung ke lapangan dan informasi dari pihak sekolah, siswa serta
masyarakat sekitar tentang SMA N 1 Candung.
A. Data
1.
Data
primer
Data primer
merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara lansung
pada lokasi dengan cara survey lokasi serta informasi dari pihak sekolah, siswa
serta masyarakat sekitar tentang SMA N 1 Candung untuk mengetahui aktifitas
pemakai bangunan serta ruangan yang dibutuhkan, pengamatan aktivitas dan gaya
belajar siswa. Data-data primer yang diperoleh diantaranya :
a.
Ruang belajar yang
tersedia 5 kelas permanen dan 2 kelas parallel, sedangkan yg dibutuhkan 12
kelas dan dibutuhkan 7 kelas permanen tambahan.
b.
Kepsek dan Wakasek
terdiri dari waka kurikulum, kesiswaan, humas, dan waka sarana prasarana.
c.
Jumlah seluruh siswa
tiap tahun ± 400 siswa dan rata-rata 33 siswa/kelas dengan rincian sebagai
berikut :
Kelas X terdiri
dari 4 lokal yaitu : X1, X2, X3, dan X4.
Kelas XI terdiri
dari 4 lokal yaitu : XI IS 1, XI IS 2, XI IS 3, dan XI IA.
Kelas XII
terdiri dari 4 lokal yaitu : XII IS 1, XII IS 2, XII IS 3, dan XII IA.
d.
Jumlah guru bidang
studi 45 orang
e.
Ruang TU
f.
Satu labor computer
g.
Satu labor IPA (dibagi
menjadi 2 kelas parallel)
h.
Musholla
2.
Data
Sekunder
Data skunder
yaitu data atau
informasi yang tidak berkaitan secara lansung dengan objek perencanaan, tetapi
sangat mendukung subjek perancangan, diantaranya :
a.
Data pustaka
Data yang
diperoleh dari studi pustaka ini baik teori di kelas maupun peraturan dan
kebijakan pemerintah menjadi dasar perencanaan sehingga dapat mempermudah dan
memperdalam analisis. Data diperoleh meliputi :
·
Data atau literature
tentang khawasan dan tapak bangunan sekitar yang digunakan untuk menganalis
tapak bangunan yang akan dirancang.
·
Literature tentang
lingkungan SMA N 1 Candung yang meliputi fungsi tiap ruang digunakan untuk
menganalisa konsep perancangan.
·
Literature mengenai
perpaduan antara unsure modern dan konvensional yang mempengaruhi terbentuknya
konsep akan menghasilkan sebuah solusi arsitektural yang baik, selaras dan
harmonis.
b.
Studi kasus
Adapun bangunan
yang dijadikan studi kasus adalah :
·
Bangunan SMK N 5
Padang.
·
Beberapa bangunan yang
ada di lingkungan UNP.
B. Analisis Perancangan
Dalam proses
perancangan diperlukan analisis yang sistematis agar hasil perancangan
memuaskan perancang dan pemakai. Ada beberapa bentuk analisis, yaitu :
a.
Analisis
tapak
Analisis ini
meliputi analisis analisis tata ruang dan kondisi tapak. Analisis tapak dimulai
dengan mengidentifikasi tapak bangunan sekitar. Analisis tapak juga melingkupi
program tapak yang terkait dengan fungsi dan fasilitas yang akan dirancang.
b.
Analisis
pelaku dan aktivitas
Dengan menganalisis
aktivitas pelaku kita akan dapat mengetahui besaran ruang dan persyaratan tiap
ruang.
c.
Analisis
pencapaian
Lokasi
perencanaan gedung tambahan ( ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, ruangan
kepsek dan wakasek serta wc) ini sangat mudah dicapai karena pintu masuk
kawasan bukan merupakan jalan umum, sehingga mempercepat sirkulasi masuk
d.
Analisis
fungsi
Metoda analisis
fungsi yaitu kegiatan penentuan ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tuntutan
aktivitas sangat besar pengaruhnya ketika menganalisis perancangan.
e.
Analisis
dimensi ruang
Analisis ini
untuk memperoleh besaran ruang yang sesuai dengan integrasi antara sekolah
sebagai lembaga pendidikan.
f.
Analisis
pola hubungan antar ruang
Analisis
ini berfungsi sebagai pembentuk karakter dari suatu bangunan dan member
kontribusi pada konsep perancangan. Analisis ini juga akan membentuk suatu
jalur sirkulasi baik interior maupun interiordari bangunan.
g.
Analisis
objek rancangan
Analisis ini
berisi tentang persyaratan ruang yang berkaitan dengan nilai-nilai yang sesuai
dengan bamgunan sekitar antara lain karakteristik ruang, ornamentasi,
penghawaan, pencahayaan, dan view dari bangunan.
h.
Analisis
kebutuhan ruang
Berupa analisis
fisik yang mendukung perwujudan bangunan sesuai dengan pendekatan masalah,
yaitu dengan pemunculan karakter bangunan yang selaras dan saling mendukung.
i.
Analisis
struktur
Analisis
struktur berkaitan dengan bangunan, tapak dan lingkungan sekitarnya. Analisis
ini meliputi system struktur dan bahan yang akan digunakan.
j.
Analisis
utilitas
Analisis
utilitas meliputi system penyediaan air bersih, drainase, jaringan listrik,
sistem keamanan dan sistem komunikasi.
C. Evaluasi
Tahap
evaluasi dilakukan setelah analisis konsep perancangan selesai. Tahap ini
dilakukan dengan mengkaji ulang kesesuian analisis dan konsep perancangan yang
nantinya akan digunakan sebagai acuan desain yang mengacu pada objek yang akan
di rencanakan.
a. Konsep tapak
b. Konsep utilitas
c. Konsep fungsi
d. Konsep pelaku dan
aktivitas
e. Konsep bentuk dan struktur
f. Konsep penataan ruang
|
Konsep Rancangan
|
a.
Analisa tapak f. Analisa dimensi ruang
b.
Analisa pelaku dan aktivitas g. Analisa objek rancangan
c.
Analisa fungsi h. Analisa struktur
d.
Analisa kebutuhan ruang i. Analisa utilitas
e. Analisa hubungan antar
ruang
|
Analisa perancangan
|
Skunder
|
Primer
|
Pencarian Data
|
Tujuan
Merencanakan
dan merancang serta menciptakan fasilitas tambahan yang sesuai dengan
instrument sarana dan prasarana (Dit.PSMPDitjend Mandikdasmen
) untuk sebuah sekolah menengah umum, khususnya ruangan belajar, ruangan
istirahat guru, perpustakaan, ruangan kepsek/wakasek, serta wc di SMA N 1
CANDUNG.
|
Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana
merancang bangunan dengan kebutuhan ruang yang besar dalam luas tanah yang
terbatas?
b.
Bagaimana
menintegrasikan bangunan yang akan dirancang dengan bangunan sekitar agar
harmonis dan kontras?
|
Identifikasi masalah
a.
Terbatasnya sarana dan prasarana di SMA N
1 Candung
b. Banyaknya
minat lulusan siswa SMP yang ingin melanjutkan pendidikan di SMA N 1
Candung
c.
SMA N 1 Candung diharapkan mampu mewadahi
kebutuhan pendidikan luar dan dalam Kec. Candung, Kab. Agam.
|
SMA N 1 CANDUNG
|
Mikro
|
Makro
|
Desain
|
BAB V
ANALISIS PERANCANGAN
A. Analisis Tapak
Luas
tapak : ± 342m2
1.
Konsep
makro
a.
Pengaruh
rancangan dengan khawasan
Dengan adanya
rancangan bangunan tambahan diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap
semangan dan hasil belajar siswa serta kemajuan masyarakat karena memiliki
tempat menggali ilmu yang lengkap sehingga mencerdaskan kehidupan bangsa.
b.
Konsep
batasan tapak
Karena kondisi
luar dari lingkungan sekolah merupakan lokasi yang dekat dengan pasar dan jalan
utama maka sekeliling sekolah diberi pagar berupa pasangan ½ bata agar siswa
tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan luar seperti cabut dan perkelahian.
c.
Konsep
sarana dan prasarana khawasan
Untuk menjunjung tinggi
nilai kebersihan dan keindahan, maka disediakan tempat sampah.
2.
Konsep
mikro
a.
Pencapaian
Pencapaian
menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum dapat ditempuh dengan
mudah karena dekat dengan jalan utama. Khawasan ini juga dekat dengan jalan
local dipemukiman warga. Pintu masuk khawasan bukan merupakan jalan umum,
sehingga mempercepat sirkulasi masuk baik untuk pejalan kaki.
150 m
|
b.
Kebisingan
Kebisingan
merupakan salah satu unsure penting yang harus diminimalisir dari sebuah
bangunan persekolahan terutama untuk daerah yang membutuhkan ketenangan. Area
privat yang berada didepan tapak berada dekat daerah publik. Untuk daerah yang
memerlukan ketenangan diperlukan alternative ruang kedap suara.
TINGGI
TINGGI
|
RENDAH
|
RENDAH
|
c.
View
View
merupakan konsep utama
yang diperhitungkan untuk menciptakan suasana indah dan nyaman dalam khawasan.
Cara untuk menciptakan view yang baik yaitu pada bagian depan khawasan diberi
tanaman dan pagar dengan ketinggian 1,5m sehingga tidak menghalangi pandangan
dan berkesan mengundang. Konsep ini sebagai nilai keindahan dan interaksi
social.
Tampak
depan bangunan mengarah pada lapangan sekolah dan mengahadap pada musahalla
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beraklhak mulia.
d.
Orientasi
Matahari
Untuk
ruangan belajar dihindari masuknya cahaya lansung. Alternative yang digunakan
adalah pembiasan cahaya melalui vegetasi alami seperti pohon dan bunga.
e.
Pola
sirkulasi ruang
Melihat tapak bangunan yang sudah
ada, karena ruangan menerus dan berdempet satu sama lain memberikan alternatif
posisi kozen jendela dan ventilasi diletakan pada sisi terpanjang. Hal ini
bertujuan untuk memperindah estetika ruangan karena kozen jendela kaca dan ventilasi
dapat dilihat dari depan (tampak depan). Namun kozen jendela kaca di sisi
terpanjang bagian belakang, tidak tampak dilihat dari depan (tidak berpengaruh
pada tampak depan ruangan) tetapi ventilasi
pada sisi belakang tetap menjadi hal yang penting diperhatikan karena
sangat erat kaitanya dengan suhu , sirkulasi udara, dan pencahayaan dalam
rungan tersebut. Ventilasi yang dipasang tepat diatas jendela kaca yaitu
sekitar 2,5 meter di atas lantai dan begitu pula disisi depan dapat membantu
(memudahkan) sirkulasi udara sangat lancar.
|
f.
Konsep
pencahayaan
Pencahayaan
alami tergantung besar kecilnya bukaan yang digunakan sehingga dengan kapasitas
cahaya yang masuk dapat meminalisir pencahayaan buatan. Adapun alternative yang
dipilih untuk memaksimalkan pencahayaan adalah sebagai berikut :
·
Melakukan tata massa
yang baik agar cahaya dari timur dapat dimaksimalkan
·
Penempatan tumbuhan
sebagai penyaring sinar matahari, sebagai bentuk keselarasan dengan alam.
g.
Konsep
zoning
Penzoningan pada
tapak bertujuan untuk menempatkan bangunan berdasarkan sifatnya, yaitu privat,
semi public, dan public. Penempatan ini berupa penempatan posisi bangunan,
sirkulasi, dan orientasi bangunan.
publik
|
Semi publik
|
Private
|
B. Analisis Aktivitas
Pelaku
Analisis perencanaan dan perancangan gedung
tambahan bertujuan untuk melengkapai sarana dan prasarana untuk sebuah
persekolahan. Untuk itu perlunya di analisis aktivitas pelaku sebagai berikut :
a.
Siswa
Merupakan
sekelompok orang sebagai peserta didik yang melaksanakan kegiatan pendidikan
dalam kurun waktu tertentu.
b.
Tenaga
kependidikan
Merupakan
sekelompok orang yang bertugas mengajar dan mendidik dalam proses belajar
mengajar dan sekaligus bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan di SMA N 1
Candung mulai dari kepala sekolah, guru tetap ataupun guru bantu.
c.
Tenaga
non kependidikan
Merupakan
sekelompok orang yang dibutuhkan sebagai tenaga penunjang dalam kegiatan
sekolah dan bertanggung jawab terhadap tugasnya.
d.
Pengunjung
sekolah
Pengunjung
sekolah merupakan seseorang ataupun sekelompok orang yang melakukan kunjunagan
ke sekolah dalam suatu acara ataupun kepentingan yang bersifat formal maupun
non formal.
C. Analisis Kebutuhan
Ruang
Setiap
pelaku kegiatan memiliki jenis aktivitas yang berbeda yang akan ditempatkan
dalam satu massa bangunan. Kebutuhan ruang dapat dianalisis sesuai dengan
INSTRUMEN STANDAR SARANA DAN PRASARANA sbb :
Sekolah
harus memiliki kelengkapan sarpras antara lain:
Ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang lab. IPA, ruang pimpinan, ruang
guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang
UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, tempat
bermain/berolahraga
Sekolah
memiliki Ruang kelas memenuhi
ketentuan unsur-unsur:
·
Banyak ruang kelas minimum sama dengan banyak
rombongan belajar;
·
Kapasitas maksimum ruang kelas 32 siswa;
·
Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/siswa
(untuk rombongan belajar dengan siswa kurang dari 15 orang, luas minimum 30 m2,
lebar minimum 5 m);
·
Memiliki pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku dan melihat ke luar ruangan.
Sekolah memiliki Perpustakaan sekolah memenuhi
ketentuan unsur-unsur:
·
Tersedia ruangan sebagai tempat siswa dan guru
memperoleh informasi dari berbagai bahan pustaka, dan tempat pengelola
perpustakaan;
·
Luas ruang perpustakaan minimum sama dengan luas
satu ruang kelas;
·
Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m;
·
Dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku
Sekolah memiliki ruang tata usaha usaha sebagai
tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah, dengan ketentuan:
·
Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas
dan luas minimum 16 m2
·
terdapat ruang administrasi akademik
·
ruang perkantoran
·
ruang
bendahara
·
ruang penggandaan
·
ruang arsip
Sekolah memiliki ruang guru dengan memenuhi
ketentuan:
·
sebagai tempat bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik siswa maupun tamu lainnya
·
rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik
dan luas minimum 48 m2,
·
terdapat ruang diskusi MGMP sekolah
·
terdapat ruang tamu khusus.
Sekolah memiliki ruang pimpinan sebagai tempat melakukan
kegiatan pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua
murid, unsur komite sekolah., petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya,
yaitu:
·
ruang kepala sekolah
·
ruang wakil kepala sekolah
·
ruang wakil urusan (minimal 4 )
·
ruang kepala sekolah minimal 12 m2/lebar 3 m
D.
Program Ruang
jenis ruang
|
sifat
|
pelayanan
|
persyaratan ruang
|
|||||||||
jumlah
ruang
|
publik
|
semi
publik
|
private
|
umum
|
semi
umum
|
khusus
|
matahari
|
view
|
ketenangan
|
pencahayaan
|
ventilasi
|
|
R. KEPSEK
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
R. WAKA KURIKULUM
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||||
R. WAKA KESISWAAN
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||
R. WAKA HUMAS
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||||
R. WAKA SARPRAS
|
1
|
√
|
√
|
√
|
||||||||
R. KONSELING
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||||
R. GURU
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||
R. BELAJAR
|
7
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
PERPUSTAKAAN
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||
WC
|
9
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||
R. BK
|
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
E. Organisasi Ruang
lt 3
TERIMA KASIH